Monday, February 4, 2013

The Job of an Analyst

Analysts are skilled subject-matter experts who study and evaluate information from many sources. Information flows in from around the world, including satellite surveillance, foreign newspapers and broadcasts, and human contacts. 

This information varies widely in terms of reliability, and often it is conflicting or incomplete. The analyst's role is to develop meaningful and usable intelligence assessments from all of those sources. Often this is like putting together the pieces of a puzzle, received at different times from different places, to form a picture that is complete enough to comprehend even when some pieces are still missing. Analysts are grouped into the following categories of expertise: 

*Analytic Methodologists develop and apply new or established approaches to analysis: such as statistical, polling, econometric, mathematical, or geospatial modeling methodologies to add rigor and precision to the DI’s overall intelligence analysis and collection. 

*Counterintelligence Threat Analysts collect, study, and interpret a range of reports to identify and prevent foreign intelligence operations that threaten the Indonesian Government or Intelligence Community. 

*Counterterrorism Analysts help warn of terrorist threats by assessing the leadership, motivations, plans, and intentions of foreign terrorist groups and their state and nonstate sponsors. 

*Crime and Counternarcotics Analysts follow international narcotics trafficking and organized crime groups to detect emerging trends and patterns that will affect Indonesian national security. 

*Economic Analysts use their specialized skills to analyze and interpret economic trends and developments, assess and track foreign financial activities, and develop new econometric and modeling methodologies. 

*Intelligence Collection Analysts apply their expertise on intelligence collection systems capabilities, processes, and policies to drive the flow of intelligence information and provide colleagues the data needed to understand and analyze issues. 

*Leadership Analysts collect and analyze information on foreign leaders and organizations to offer Indonesian policymakers insights on their foreign counterparts. 

*Medical and Health Analysts are physicians who analyze and assess global health issues, such as disease outbreaks, and who follow the health of foreign leaders. 

*Military Analysts help Indonesian policymakers stay on top of threats by following foreign military and technical developments that affect another country’s ability to wage war or to threaten regional or international stability. 

*Political Analysts look at political, social, cultural, and historical information to interpret intelligence about foreign political systems and developments. 

*Psychological and Psychiatric Analysts tap their expertise in psychology, psychiatry, or sociology to study the health of foreign officials and to assess the psychological and social factors that influence world events. 

*Science & Technology Analysts use their unique technical and scientific knowledge to identify and analyze weapons proliferation and proliferators; conventional weapons systems; chemical, biological, and nuclear weapons; information warfare; computer systems; and energy security. 

*Targeting Analysts use network analysis techniques and specialized analytical tools to identify and detail key figures and organizations who may pose a threat to Indonesian interests.

Tuesday, January 1, 2013

Industri Pertahanan Udara


Oleh : Kapten Penerbang Teddy Hambrata Azmir

PENDAHULUAN

1. Kepentingan Nasional bangsa Indonesia yang dikorelasikan dalam Pertahanan Udara Nasional adalah untuk mewujudkan kemampuan pertahanan udara yang terintegrasi dalam pertahanan negara seutuhnya sehingga terciptanya masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera dan demokratis dalam Bhineka Tunggal Ika serta dapat ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia dan stabilitas regional. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Luas indonesia terbentang sepanjang 3977 mil antara samudra hindia dan samudra pasifik dengan luas daratan 1.922.570 km^2 dan luas lautan 3.257.483 km^2. dan terdiri dari 17.504 pulau dengan dianugerahi posisi geostrategis dan geopolitik yang menguntungkan menyilang diantara daratan Benua Asia dan Benua Australia serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Hal tersebut telah membuat kekuatan udara bukanlah sebagai kekuatan pendukung saja dalam suatu pertahanan negara, melainkan sebagai kekuatan utama dalam menghadapi ancaman militer dari luar batas Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena dalam menjaga keutuhan wilayah tanah air sangat dibutuhkan karakteristik kecepatan, daya jangkau, daya kejut dan fleksibilitas yang berkesinambungan. 

Mengambil contoh pada perang dunia kedua saat pengeboman Hirosima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat kepada Kerajaan Jepang. Jepang menyerah tanpa syarat dan sebagai tonggak sejarah bagi Amerika Serikat menjadi sebuah Negara Adi Daya karena memiliki kekuatan udara yang kuat. Ditahun 1990-an Amerika Serikat telah berhasil pula mem-bombardir Negara Irak yang kita kenal dengan “Perang Teluk”. 

Dua kasus tersebut telah menunjukan bahwa pertahanan yang kuat adalah menyerang wilayah lawan yang sudah benar-benar mengancam kedaulatan negara sebelum musuh datang ke dalam wilayah kita dan betapa pentingnya peran kekuatan udara untuk dapat menyusup jauh di belakang pertahanan lawan maupun sebagai penangkal, penghancur, memecah belah konsentrasi kekuatan lawan dan sebagai pengalih gerakan kekuatan lawan.

2. Jika kita menelisik pada keadaan ancaman yang akan terjadi dimasa depan tentunya akan mengarah kepada peperangan asimetris. Dilihat dari definisi asimetris itu sendiri mengandung makna sebagai suatu ketidak-seimbangan antara kanan dan kiri, atas dan bawah maupun dalam berbagai sebab lainnya. Sehingga peperangan asimetris itu pun dapat dipahami sebagai peperangan diantara dua pihak yang bertikai yang tidak terdapat keseimbangan dalam hal kekuatan, persenjataan dan circumstance-nya. 

Salah satu cara untuk dapat mengetahui peperangan asimetris adalah dengan memahami siklus antara aksi, reaksi dan kaunter-reaksi. Sehingga untuk menghadapi peperangan asimetris dimasa depan perlu adanya upaya-upaya bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai suatu contoh adalah, dalam doktrin peperangan asimetris yang dimiliki Amerika Serikat, ketika musuh melakukan persiapan peperangan dengan menggunakan senjata biologi, maka yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan menyiapkan teknologi, doktrinasi dan kemampuan untuk force protection dengan mengembangkan anti senjata biologi serta mengembangkan kemampuan untuk menyerang ataupun mengalahkan delivery means musuh, dukungan pihak sipil dan menguasai informasi untuk melakukan propaganda anti musuh melalui media internasional.



3. Ancaman asimetris tentunya akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi. Bagi Indonesia, dirasa perlu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dan menangkal ancaman asimetris dimasa yang akan datang sehingga dalam menghadapi segala ancaman pertahanan dari sudut manapun bangsa ini memiliki formula yang tepat. Tulisan ini dibuat untuk memberikan gambaran tentang pertahanan udara dalam Pertahanan Negara Nasional seutuhnya yang ber-konsep pada trimatra terpadu dan disinergikan pada Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan Dan Pengintaian (K4IPP) dimana seluruh kekuatan darat, laut dan udara memiliki peran yang sejajar dalam K4IPP untuk menghadapi segala ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

4. Maksud dan Tujuan. Naskah ini dibuat dengan maksud untuk memberikan perspektif baru tentang Pertahanan Udara Nasional Indonesia yang akan bersinergi terhadap K4IPP dalam menghadapi segala macam ancaman dengan tujuan agar dikemudian hari dapat dijadikan bahan kajian untuk meningkatkan kekuatan Pertahanan Udara Nasional Indonesia. 

5. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup pembahasan dalam naskah ini akan dibatasi pada pen-sinergi-an Pertahanan Udara Nasional Indonesia terhadap sistem K4IPP dalam rangka menghadapi ancaman asimetris yang akan terjadi dimasa akan datang dengan tata urut sebagai berikut : 

a. Pendahuluan. 

b. Dasar Pemikiran. 

c. Beberapa Bentuk Ancaman Yang Sedang dan Akan Dihadapi Pertahanan Negara Indonesia. 

d. Sejarah Kekuatan Pertahanan Udara Nasional Indonesia 

e. Kondisi Kekuatan Pertahanan Udara Nasional Indonesia Saat Ini. 

f. Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan dan Pengintaian (K4IPP). 

g. Membangun K4IPP Yang Bersinergi Terhadap Komando Pertahanan Udara Nasional Indonesia. 

h. Upaya-Upaya Yang Telah Dilaksanakan Dalam Meningkatkan serta membangun Pertahanan Udara Nasional Indonesia.

i. Kendala Yang Akan Dihadapi Dalam Meningkatkan serta membangun Pertahanan Udara Nasional Indonesia dan K4IPP.

j. Kesimpulan dan Saran.